Rabu, 30 April 2014

01.Lembar Baru Untuk Kehidupan Yang Telah Lama

Aku tidak paham betul apa yang sebenarnya terjadi, kenapa aku ada digerbong kereta ini? kenapa aku pergi meningalkan kota tempatku tumbuh sejak kecil? dan kenapa-kenapa yang lain.
Sejak lama aku tingal bersama kakak perempuanku, orang tua kami berada dikota lain untuk bekerja sejak umurku 14tahun dan kakak ku 20tahun, tepatnya sejak 5tahun lalu aku dan kakak ku tingal berdua. Dan sekarang kakak ku sudah menikah, entah kenapa seolah aku diungsikan keluar kota, mungkin karna mereka ingin waktu untuk berdua.
Tapi kenapa tidak mereka saja yang pindah? Bukan apa-apa, tapi cukup merepotkan bagiku untuk berhadapan dengan hal yang disebut “pindahan”. mulai dari pack barang, rute, tujuan, transportasi, dan yang paling repot menurutku tentang sekolah dan lingkungan baru.
Administrasi,pendaftaran,dll pasti menghadapiku didepan. Andai kakak ku dan suaminya yang pindah mungkin tidak akan serepot itu, tapi semua terhalang pekerjaan mereka.
Dan kenapa aku harus keluar kota? Seolah-olah kalau aku dikoskan ditempat berjarak 1km aku akan pulang setiap hari dan mengangu mereka. Ya mungkin memang begitu, karna hanya kakak orang yang paling dekat dihidupku sekarang mungkin logis jika dia(kakak ku) bilang “kamu pindah keluar kota ya, biar belajar mandiri,, ^_^” dibarengi dengan senyum khas nya yang selalu berhasil membuatku mengalah, dan akhirnya aku menerimanya. Dan, ya sudahlah semua sudah terjadi sejauh ini mau diapakan lagi. aku hanya bisa berkeluh kesah sembari menungu sampai ditempat tujuan.
Jam menunjuk pukul 13.00 logis jika udara memanas dan membuatku yang biasanya diam menjadi cerewet, tapi karna tidak ada siapa-siapa yang ku kenal digerbong ini,maka aku hanya bisa melampiaskanya dalam hati.
“permisi” sebuah suara halus membangunkanku dari lamunan. Seorang gadis yang sepertinya seumuran denganku, dengan rambut hitam bagai arang, muka yang agak manis, dan tubuh yang tidak terlalu kurus(pas), sempat aku sejenak berpikir apakah aku masuk kedalam sebuah acara tv/mimpi disiang bolong, namun pikiran itu hilang dengan cepat.
“ini bener kursi nomor ini kan?” sambil memperlihatkan tiketnya, ternyata pencari tempat duduk, dan sebuah kata halus yang menyimpan makna “mingir, ni kan kursi gw” sepertinya baru saja keluar. langsung saja aku mengambil ransel kelebihan muatan milikku yang ku taruh dikursi sampingku, lalu kutaruh di rak atas.
“bisa minta tolong sekalian?” satu lagi kalimat keluar dari mulutnya.
“oke..” jawabku pelan Sambil meraih tas ranselnya yang sepertinya juga hampir lelebihan muatan lalu ku taruh di rak atas disamping tas ku.
Dia lalu duduk disebelahku dan berdiam diri. Membuatku jadi merasa agak tidak enak, aku mengangkat kepalaku untuk mencari satu blok kursi yang kosong, tapi ternyata tidak ada. Aku jadi ingat, mungkin itu tadi alasanku tidak beranjak dari tempat ini meski kursi didepanku penuh dengan kardus besar yang entah milik siapa.
Beberapa menit kemudian suasana terasa semakin suram,entah kenapa jantungku berdetak seperti ada sesuatu, membuatku merasa semakin tidak nyaman. Aku merogoh sakuku memeriksa tiket tertera jam tiba ditujuan pukul 16.00, aku cek jam ternyata masih pukul 13.35, berarti sekitar 2 ½ jam/lebih lagi bagiku merasakan ketidaknyamanan ini. Ya sudah, aku memutuskan untuk memulai perbincangan dengan harapan bisa menyegarkan suasana
“mbaknya mau kemana?” tanyaku
“surabaya” jawabnya singkat. Tujuan kami sama, berarti tidak ada harapan untuk melihatnya turun lebih cepat dan membiarkanku menikmati blok kursi ini seorang diri lagi
“emm, ada urusan apa?” sepertinya pertanyaanku salah, karna dia menjawab
“bukan urusan kamu” oke kalo gitu, beralih ke pertanyaan berikut
“boleh kenalan” sambil mengulurkan tangan
“kayaknya lebih baik g perlu deh” jawabnya. Astaga, pantas perasaanku tidak enak. Ternyata aku sebangku sama orang yang jutek. ya sudah, akhirnya aku diam. tidak lama tiba-tiba dia bertanya
“itu kardus-kardus kamu?”
“bukan urusan kamu” jawabku pelan karna agak sebal
“oh, ya udah” jawabnya seolah menerima begitu saja apa yang ku katakan. Membuatku merasa bersalah, akhirnya aku bilang
“eh, nga-nga tadi cuma bercanda kok, itu aku juga nga tau itu kardus siapa dari tadi udah disitu”
“oh, ya udah,” jawabnya singkat.
Setelah itu kami tetap berdiam diri sampai tiba ditujuan kami.
Turun dari kereta, berarti daftar tugas baru sudah menungu siap untuk dikerjakan. Baik mulai dari yang pertama, ke tempat kos, bersih-bersih dan menata ruangan. Selesai, cari persediaan makanan mulai dari mie instan sampai beras,oke. Dan yang terakhir dan paling sulit, mendaftar sekolah. Tiba-tiba hp berbunyi, ternyata sms dari kakak yang berbunyi
“dek, uda sampai kan?, kaka cm mau bilang, urusan daftar sekolah udah selesai, semua kaka taruh di map ijo dalem tas kamu” oh,kakak ku memberi kejutan ternyata,berarti semua udah beres. Baru mulai mengetik sms ucapan makasih buat kakak, datang 1sms dari kakak lagi
“dek, kuliahnya udah mulai besok, jam pertama masuk jam 08.30. jgn telat ya ^^v”

Kejutan ke2 membuatku cuma bisa terdiam. Sekarang sudah pukul 23.00 aku merasa sudah capek dan pengen libur dulu 1hari/setidaknya tidur sampai siang tapi ternyata tidak ada libur, besok langsung masuk. Brak!, aku langsung tergeletak tanpa membalas smsnya.
Tidur... tidur... tidur...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar