Aku tidak paham betul apa yang sebenarnya terjadi, kenapa
aku ada digerbong kereta ini? kenapa aku pergi meningalkan kota tempatku tumbuh
sejak kecil? dan kenapa-kenapa yang lain.
Sejak lama aku tingal bersama kakak perempuanku, orang tua kami berada dikota lain untuk bekerja sejak umurku 14tahun dan kakak ku 20tahun, tepatnya sejak 5tahun lalu aku dan kakak ku tingal berdua. Dan sekarang kakak ku sudah menikah, entah kenapa seolah aku diungsikan keluar kota, mungkin karna mereka ingin waktu untuk berdua.
Tapi kenapa tidak mereka saja yang pindah? Bukan apa-apa, tapi cukup merepotkan bagiku untuk berhadapan dengan hal yang disebut “pindahan”. mulai dari pack barang, rute, tujuan, transportasi, dan yang paling repot menurutku tentang sekolah dan lingkungan baru.
Sejak lama aku tingal bersama kakak perempuanku, orang tua kami berada dikota lain untuk bekerja sejak umurku 14tahun dan kakak ku 20tahun, tepatnya sejak 5tahun lalu aku dan kakak ku tingal berdua. Dan sekarang kakak ku sudah menikah, entah kenapa seolah aku diungsikan keluar kota, mungkin karna mereka ingin waktu untuk berdua.
Tapi kenapa tidak mereka saja yang pindah? Bukan apa-apa, tapi cukup merepotkan bagiku untuk berhadapan dengan hal yang disebut “pindahan”. mulai dari pack barang, rute, tujuan, transportasi, dan yang paling repot menurutku tentang sekolah dan lingkungan baru.
Administrasi,pendaftaran,dll pasti menghadapiku didepan. Andai
kakak ku dan suaminya yang pindah mungkin tidak akan serepot itu, tapi semua
terhalang pekerjaan mereka.
Dan kenapa aku harus keluar kota? Seolah-olah kalau aku dikoskan ditempat berjarak 1km aku akan pulang setiap hari dan mengangu mereka. Ya mungkin memang begitu, karna hanya kakak orang yang paling dekat dihidupku sekarang mungkin logis jika dia(kakak ku) bilang “kamu pindah keluar kota ya, biar belajar mandiri,, ^_^” dibarengi dengan senyum khas nya yang selalu berhasil membuatku mengalah, dan akhirnya aku menerimanya. Dan, ya sudahlah semua sudah terjadi sejauh ini mau diapakan lagi. aku hanya bisa berkeluh kesah sembari menungu sampai ditempat tujuan.
Jam menunjuk pukul 13.00 logis jika udara memanas dan membuatku yang biasanya diam menjadi cerewet, tapi karna tidak ada siapa-siapa yang ku kenal digerbong ini,maka aku hanya bisa melampiaskanya dalam hati.
Dan kenapa aku harus keluar kota? Seolah-olah kalau aku dikoskan ditempat berjarak 1km aku akan pulang setiap hari dan mengangu mereka. Ya mungkin memang begitu, karna hanya kakak orang yang paling dekat dihidupku sekarang mungkin logis jika dia(kakak ku) bilang “kamu pindah keluar kota ya, biar belajar mandiri,, ^_^” dibarengi dengan senyum khas nya yang selalu berhasil membuatku mengalah, dan akhirnya aku menerimanya. Dan, ya sudahlah semua sudah terjadi sejauh ini mau diapakan lagi. aku hanya bisa berkeluh kesah sembari menungu sampai ditempat tujuan.
Jam menunjuk pukul 13.00 logis jika udara memanas dan membuatku yang biasanya diam menjadi cerewet, tapi karna tidak ada siapa-siapa yang ku kenal digerbong ini,maka aku hanya bisa melampiaskanya dalam hati.
“permisi” sebuah suara halus membangunkanku dari lamunan. Seorang
gadis yang sepertinya seumuran denganku, dengan rambut hitam bagai arang, muka
yang agak manis, dan tubuh yang tidak terlalu kurus(pas), sempat aku sejenak
berpikir apakah aku masuk kedalam sebuah acara tv/mimpi disiang bolong, namun pikiran
itu hilang dengan cepat.
“ini bener kursi nomor ini kan?” sambil memperlihatkan
tiketnya, ternyata pencari tempat duduk, dan sebuah kata halus yang menyimpan makna
“mingir, ni kan kursi gw” sepertinya baru saja keluar. langsung saja aku
mengambil ransel kelebihan muatan milikku yang ku taruh dikursi sampingku, lalu
kutaruh di rak atas.
“bisa minta tolong sekalian?” satu lagi kalimat keluar dari
mulutnya.
“oke..” jawabku pelan Sambil meraih tas ranselnya yang
sepertinya juga hampir lelebihan muatan lalu ku taruh di rak atas disamping tas
ku.
Dia lalu duduk disebelahku dan berdiam diri. Membuatku jadi
merasa agak tidak enak, aku mengangkat kepalaku untuk mencari satu blok kursi
yang kosong, tapi ternyata tidak ada. Aku jadi ingat, mungkin itu tadi alasanku
tidak beranjak dari tempat ini meski kursi didepanku penuh dengan kardus besar yang
entah milik siapa.
Beberapa menit kemudian suasana terasa semakin suram,entah
kenapa jantungku berdetak seperti ada sesuatu, membuatku merasa semakin tidak
nyaman. Aku merogoh sakuku memeriksa tiket tertera jam tiba ditujuan pukul
16.00, aku cek jam ternyata masih pukul 13.35, berarti sekitar 2 ½ jam/lebih
lagi bagiku merasakan ketidaknyamanan ini. Ya sudah, aku memutuskan untuk
memulai perbincangan dengan harapan bisa menyegarkan suasana
“mbaknya mau kemana?” tanyaku
“surabaya” jawabnya singkat. Tujuan kami sama, berarti tidak
ada harapan untuk melihatnya turun lebih cepat dan membiarkanku menikmati blok
kursi ini seorang diri lagi
“emm, ada urusan apa?” sepertinya pertanyaanku salah, karna
dia menjawab
“bukan urusan kamu” oke kalo gitu, beralih ke pertanyaan
berikut
“boleh kenalan” sambil mengulurkan tangan
“kayaknya lebih baik g perlu deh” jawabnya. Astaga, pantas
perasaanku tidak enak. Ternyata aku sebangku sama orang yang jutek. ya sudah,
akhirnya aku diam. tidak lama tiba-tiba dia bertanya
“itu kardus-kardus kamu?”
“bukan urusan kamu” jawabku pelan karna agak sebal
“oh, ya udah” jawabnya seolah menerima begitu saja apa yang
ku katakan. Membuatku merasa bersalah, akhirnya aku bilang
“eh, nga-nga tadi cuma bercanda kok, itu aku juga nga tau
itu kardus siapa dari tadi udah disitu”
“oh, ya udah,” jawabnya singkat.
Setelah itu kami tetap berdiam diri sampai tiba ditujuan
kami.
Turun dari kereta, berarti daftar tugas baru sudah menungu siap
untuk dikerjakan. Baik mulai dari yang pertama, ke tempat kos, bersih-bersih
dan menata ruangan. Selesai, cari persediaan makanan mulai dari mie instan
sampai beras,oke. Dan yang terakhir dan paling sulit, mendaftar sekolah. Tiba-tiba
hp berbunyi, ternyata sms dari kakak yang berbunyi
“dek, uda sampai kan?, kaka cm mau bilang, urusan daftar
sekolah udah selesai, semua kaka taruh di map ijo dalem tas kamu” oh,kakak ku
memberi kejutan ternyata,berarti semua udah beres. Baru mulai mengetik sms
ucapan makasih buat kakak, datang 1sms dari kakak lagi
“dek, kuliahnya udah mulai besok, jam pertama masuk jam
08.30. jgn telat ya ^^v”
Kejutan ke2 membuatku cuma bisa terdiam. Sekarang sudah
pukul 23.00 aku merasa sudah capek dan pengen libur dulu 1hari/setidaknya tidur
sampai siang tapi ternyata tidak ada libur, besok langsung masuk. Brak!, aku langsung tergeletak tanpa membalas smsnya.
Tidur... tidur... tidur...
Tidur... tidur... tidur...